Macam-macam i’rob

بسم الله الرحمن الرحيم

فللأسمَاءِ مِنْ ذَلِكَ الرَّفعُ، والنَّصْبُ، والخَفْضُ، ولاجَزمَ فيها) .
وللأفعالمِنْ ذَلِكَ الرَّفْعُ، والنَّصبُ، والجَزْمُ، ولاَ خَفْض َ فيها)

Ketika kemarin kita membahas tentang apa itu i’rob,maka pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang macam-macam i’rob.

Dalam kitab jurumiyah dikatakan bahwasanya i’rob itu ada empat macam berdasarkan dalil istiqro ulama yaitu i’rob rofa,nasob,khofad dan jazm.mari kita mulai membahas dengan apa itu i’rob rofa.

 1.I’rob Rofa menurut definisi ulama bashroh adalah:

هو نفس الضمة وما ناب عنها

yaitu dhomah itu sendiri dan para penggantinya.yaitu wawu,alif dan nun.

Adapun definisi i’rob rofa menurut ulama kuufah adalah:

هو تغيير مخصوص علامته الضمة وما ناب عنها

Yaitu perubahan yang husus ditandai dengan dhomah dan para penggantinya.

 2.I’rob nasob menurut definisi ulama bashroh adalah:

هو نفس الفتحة وما ناب عنها

yaitu fathah itu sendiri dan para penggantinya seperti alif,kasroh,ya dan hadfu nun.

adapun i’rob nasob menurut definsi ulama kuufah adalah:

هو تغيير مخصوص علامته الفتحة وما ناب عنها

perubahan yang husus ditandai dengan fathah dan para penggantinya

 3.Irob khofad menurut definisi bashroh adalah:

هو نفس الكسرة وما ناب عنها

yaitu kasroh itu sendiri dan para penggantinya.

definisi khofad menurut ulama kuufah adalah:

تغيير مخصوص علامته الكسرة وما ناب عنها هو

yaitu perubahan yang husus ditandai dengan kasroh dan para penggantinya seperti ya dan fathah.

 4.I’rob jazm menurut definisi bashroh adalah:

هو نفس السكون وما ناب عنه

yaitu sukun itu sendiri dan para penggantinya.

sedangkan menurut kuufah adalah:

هو تغييرٌ مخصوص علامته السكون وما ناب عنه

yaitu perubahan yang husus ditandai dengan sukun dan penggantinya yaitu hadfu nun dan hadfu ‘ilat.

Adapun mushonif mengedepankan i’rob rofa menomor duakan nasob,menomor tigakan khofad dan mengahirkan jazm didalam penyebutannya dikarenakan i’rob rofa merupakan i’rob bagi terkib ‘umdah(yaitu pokok susunan kalam seperti fail,mubtada dan khobar.dan menomor duakan nasob karena terkadang i’rob nasob menjadi i’rob bagi ‘umdah dan juga i’rob bagi terkib fudlah{bukan pokok susunan kalam seperti hal,tamyiz istisna dan lain sebagainya} dan menomor tigakan i’rob khofad karena i’rob khofad merupakan i’rob husus bagi kalimat isim yang dimana kalimat isim lebih tinggi derajatnya dibanding fi’il,dan mengahirkan i’rob jazm karena i’rob jazm hanya terdapat pada kalimat fi’il.

وبدأ بالرفع: لاختصاصه بعمد الكلام، وثنى بالنصب، لوجوده في العمد، وفي الفضلات وثلث بالخفض: لاختصاصه بالأسماء، وهي أشرف من الأفعال، وأخر الجزم، لكون لا يوجد إلا في الفعل

حاشية الجرومية

Dari keempat i’rob diatas terbagi menjadi 2 macam:

a.I’rob mustarok

Maksudnya i’rob yang bisa masuk pada isim juga pada fi’il yaitu i’rob rofa’ dan nasob.

b.I’rob mukhtash

maksudnya i’rob yang husus masuk pada salah satu saja antar isim dan fi’il yaitu i’rob khofad husus masuk pada kalimat isim sedangkan i’rob jazm husus masuk pada kalimat fi’il saja.

Adapun alasan kenapa i’rob khofad hanya masuk pada kalimat isim,dikarenakan kalimat isim itu ringan hukumnya karena hanya mengandung hadats saja dan i’rob khofad itu berat hukumnya karena ditandai dengan harokat,maka diberikanlah i’rob khofad husus bagi isim.Adapun i’rob jazm itu ringan hukumnya karena bukan harokat tandanya sedangkan kalimat fiil itu berat hukumnya karena mengandung unsur hadts dan zaman,maka diberikanlah i’rob jazm itu kepada kalimat fi’il.semua itu agar terjadi keseimbangan.

ولا خفض في الأفعال، والحاصل: أن هذه الأقسام الأربعة ترجع إلى قسمين: قسم مشترك بين الأسماء والأفعال، وقسم مختص بأحدهما، فالمشترك: الرفع والنصب، والمختص بالاسم الخفض، وبالفعل الجزم واختصاص الخفض بالاسم لأن الاسم خفيف، والخفض ثقيل، فأعطي الخفيف الثقيل، والجزم حذف حركة أو حرف، فهو خفيف، والفعل ثقيل؛ لأن لفظه مفرد، ودلالته مركبة، فهو ثقيل، فأعطي الثقيل الخفيف، طلبا للتعادل.

حاشية الجرومية

Tambahan:

Alasan kenapa i’rob rofa dan nasob bisa masuk pada kalimat isim dan fi’il:

Dikarenakan amilnya irob rofa dan nasob bisa terpisah dari ma’mulnya maka hukumnya kuat contoh dhorobani zaidun{doroba dengan zaidun dipisahkan dengan maf’ul}.sedangkan irob jer tidak kuat seperti rofa dan nasob(istirok) karena amil asli dati irob jer yaitu huruf jer dan huruf jer tidak bisa terpisah dari majrurnya maka hukumnya lemah,sedangkan irob jazm tidak mustarok karena dimulhakkan dengan jer.

ص: وخُصَّ الجرُّ بالاسم لأن عامله لا يستقل، فيحمل غيره عليه، بخلاف الرفع والنصب، وخُصَّ الجزم بالفعل لكونه فيه كالعوض من الجر.
ش: لما كان الاسم في الإعراب أصلا للفعل، كانت عوامله أصلا لعوامله فقبل رافع الاسم وناصبه أن يُفرَّع عليهما، لاستقلالهما بالعمل وعدم تعلقهما بعامل آخر، بخلاف عامل الجر فإنه غير مستقل، لافتقاره إلى ما يتعلق به من فعل أو ما يقوم مقامه، فموضع المجرور نصب بما يتعلق به الجار، ولذلك إذا حذف الجار نصب معموله، وإذا عطف على المجرور جاز نصب المعطوف، وربما اختير النصب.
فشارك المضارع الاسم في الرفع والنصب لقوة عامليهما بالاستقلال، وإمكان التفريععليهما، وضعف عامل الجر لعدم استقلاله عن تفريع غيره عليه، فانفرد به الاسم، وجعل جزم الفعل عوضا مما فاته من المشاركة في الجر فانفرد به ليكون كل واحد من صنفي المعرب ثلاثة أوجه من الإعراب بتعادل، وذلك أن الجزم راجح باستغناء عامله عن تعلق بغيره، والجر راجح بكونه ثبوتا، بخلاف الجزم فإنه بحذف حركة أو حرف فتعادلا بذلك

شرح التسهيل لابن مالك.

“لأن عامله” أي عامل الجر أصالة وهو الحرف لا يستقل لافتقاره إلى ما يتعلق به.

أي حين إذ خص الاسم بالجر والفعل بالجزم كالعوض من الجر ليحصل لكل من الاسم والفعل ثلاثة أوجه من الإعراب: اثنان مشتركان وواحد مختص ولا يخفى أن عامل الجزم أصالة الحرف فهو كالجر في عدم استقلال العامل أصالة لأن الحرف غير مستقل جارًا كان أو جازمًا أو غيرهما، فلا شرف للجزم على الجر باستقلال عامله، أصالة حتى يرد ما ذكره البعض من لزوم اختصاص الإشراف وهو الاسم بالمرجوح وهو الجر لعدم استقلال عامله، فيجاب بأن له جهة رجحان وهو كونه ثبوتيًا فتعاد لا فالسؤال من أصله باطل وإن اغتر به المذكور

حاشية الصبان على شرح الأشمونى لألفية ابن مالك

Alasan kenapa kalimat isim tidak bisa dijazm-kan.dikarenakan 6 alasan.

1.Bahwasanya tujuan kalimat isim dii’robi yaitu untuk menjelaskan makna yang telah dijelaskan kemarin {makna maf’uliyah,fai’liyyah,mudhof ilaih } dan makna-makna tersebut hanya bisa dijelaskan dengan harokat,sedangkan tidak ada makna keempat yang tidak bisa dijelaskan oleh jazm.

2.I’rob jazm merupakan bukan asli dalam i’rob karena jazm itu sukun dan jika ditinjau dengan kasat mata atau kenyataannya sukun merupakan tanda asli bagi mabni tau bina’ maka jazm hanya i’rob cabang saja oelh karena itu diberikan kepada sesuatu yang cabang lagi yaitu fi’il.

3.Jazm merupakan gantian dari I’rob jer dalam kalimat isim,andaikan jazm masuk pada kalimat isim maka akan berkumpul antara pengganti dan yang diganti yaitu jazm dan jer.

4.Bahwasanya jazm salah satu tandanya adalah hadfu atau pembuangan dan hadfu tersebut merupakan sebuah tahkfiif maka pantaslah jazm diberikan pada fi’l yang berat.Adapun isim itu ringan apabila isim dijazmkan maka harokat dan tanwinnya akan terbuang.

5.Apabila jazm masuk pada isim maka tanwin yang merupakan tanda kemunshorifan akan terbuang dan harokat yang merupakan menunjukan makna juga akan terbuang,sedangkan yang demikian tersebut tidak akan terjadi dalam fi’il.

6.Bahwasanya amil-amil yang menuntut untukjazm merupakan amil-amil yang mempunyai makna,yang dimana maknas tersebut tidak pantas bagi isim.

وَلم يدْخل الْجَزْم الْأَسْمَاء لستَّة أوجه

أَحدهَا أنَّ الْإِعْرَاب دخل الْأَسْمَاء لِمَعْنى على مَا سبق وَقد وفت الحركات بذلك الْمَعْنى وَهُوَ الْفرق بَين الْفَاعِل وَالْمَفْعُول والمضاف إِلَيْهِ وَلَيْسَ ثَمَّ معنى رَابِع يدلُّ عَلَيْهِ الْجَزْم

والثانى أنَّ الْجَزْم لَيْسَ بِأَصْل فِي الْإِعْرَاب لأنَّه سُكُون فِي الأَصْل والسكون عَلامَة المبنيّ اصلّ فِي الْبناء بِشَهَادَة الحسّ والوجدان إلاَّ أنَّه جُعل إعرابا فرعا فَخُصَّ بِمَا إعرابه فرع وَهُوَ الْفِعْل

وَالثَّالِث أنَّ الْجَزْم دخل عوضا من الجرَّ فِي الْأَسْمَاء فَلَو دخل الْأَسْمَاء لجمع لَهَا بَين الْعِوَض والمعَّوض

وَالرَّابِع أنَّ الْجَزْم حذف وَذَلِكَ تَخْفيف فيليق بِالْفِعْلِ لثقله أما الِاسْم فخفيف فجزمه يحذف مِنْهُ التَّنْوِين وَالْحَرَكَة وَذَلِكَ إجحاف بِه

وَالْخَامِس أنَّ الْجَزْم فِي الْأَسْمَاء يسْقط التَّنْوِين وَهُوَ دَلِيل الصّرْف وَالْحَرَكَة الَّتِى هِيَ دَلِيل الْمَعْنى وَلَيْسَ كَذَلِك جزم الْأَفْعَال

وَالسَّادِس أنَّ الْجَزْم يحدث بعوامل لَا يصحٌّ مَعْنَاهَا فِي الْأَسْمَاء

اللباب في علل البناء والإعراب

Ada 6 alasan juga kenapa fi’il tidak bisa dijer-kan:

1.Bahwasanya jer bukan i’rob asli bagi isim,karena i’rob  yang asli bagi isim yaitu rofa’ yang dimiliki oleh fail dan sesamanya,nasob yang dimiliki oleh maf’ul bih dan sesamanya.maka kalimat fi’il disamakan dengan isim pada keaslian dalam i’robnya.

2.Bahwasanya fi’il itu disamakan dengan isim didalam pengi’robannya,maka selayaknya disamakan dalam sesuatu yang lemah dari kondisi yang dimiliki oleh isim.Amil yang merofakan kalimat isim itu ada yang kuat juga ada yang lemah,yang kuat berbentuk amil lafdhi sedangkan yang lemah berbentuk ‘amil ma’nawi.maka dari itu amil yang merofakan fi’il diberi amil yang lemah yaitu ‘amil ma’nawi tajarrud.

Amil yang menasobkan isim ada yang lemah juga ada yang kuat.a,il yang kuat berbentuk fi’il dan yang lemah berbentuk huruf seperti inna dkk,maka amil yang menasobkan fi’il diberi ‘amil yang lemah juga yaitu berbentuk huruf seperti an masdariyyah.

Amil yang mengejerkan isim hanya ada satu yaitu huruf jer saja baik huruf jer itu dikira-kirakan seperti pada ishofah atau tidak.karena ga ada pilihan antara yang kuat dan yang lemah jadi kalimat fi’il tidak diberikan ‘amil yang mengejerkan,andai diberikan maka kalimat fi’il nanti akan menyamai kalimat isim.

3.I’rob yang masuk pada kalimat fi’il merupakan cabang dari i’rob yang masuk pada kalimat isim,andai kalimat fi’il dimasuki i’rob jer maka akan terjadi cabang{fi’il} menyamai asal{isim},karena memang asalya i’rob itu milik isim dan fi’il merupakan cabang dari isim{dalam mustaqnya}.

4.I’rob jazm dapat masuk pada kalimat fi”il dan tidak bisa masuk pada kalmat isim {karena alasan yang sudah disampaikan diatas} maka nanti kalimat fi’il akan mengungguli kalimat isim didalam i’robnya.{kalimat isim i’robnya 3 sedangkan fi’il i’robnya 4}

5.I’rob jer adakalanya terjadi karena idhofah,yang dimana posisi mudhof ilaihnya menggantiankan tanwin dari mudhof atau menempati posisi tanwin dari mudhof,sedangkan tanwin tidak akan kuat posisinya ditempati oleh fi’il dan fa’ilnya.

6.Amil yang menuntut i’rob jer mempunyai makna yang dimana makna tersebut tidak pantas bagi fi’il.

وَلم تُجرَّ الأفعالُ لستَّة أوجه أَحدهَا أنَّ الجرَّ فِي الْأَسْمَاء لَيْسَ بِأَصْل إِذْ كَانَ الأصلُ الرّفْع للْفَاعِل وَمَا حُمل عَلَيْهِ وَالنّصب للْمَفْعُول وَمَا حمل عَلَيْهِ وأمَّا الجرُّ فبالحرف وَمَا قَامَ مقَامه وَمَوْضِع الجارّ وَالْمَجْرُور رفع وَنصب فَحمل الْفِعْل على الِاسْم فِيمَا هُوَ أصلٌ فِيهِ
وَالثَّانِي أنَّ الْفِعْل مَحْمُول على الِاسْم فِي الْإِعْرَاب فَيَنْبَغِي أَن يحمل عَلَيْهِ فِي أَضْعَف أَحْوَاله وعامل الرّفْع فِي الْأَسْمَاء قويّ وَهُوَ اللفظيّ وَضَعِيف وَهُوَ الْمَعْنَوِيّ فَحمل

الْفِعْل فِي الرّفْع على الْعَامِل الضَّعِيف فارتفع الْفِعْل لوُقُوعه موقع الِاسْم وَكَذَلِكَ عَامل النصب فِي الْأَسْمَاء قويّ وَهُوَ الْفِعْل وَضَعِيف وَهُوَ الْحَرْف فَحمل الْفِعْل عَلَيْهِ فِي الْعَامِل الضَّعِيف فَلم يفعل فِي الْفِعْل إلاّ الْحَرْف وأمَّا الجُّر فَلَيْسَ لَهُ إلاَّ عَامل وَاحِد وَهُوَ الْحَرْف وأمَّا الْإِضَافَة فمقدَّرة بِحرف الجرِّ فَلَيْسَ للجرِّ إلاَّ عَامل وَاحِد فَلم يكن حمل الْفِعْل عَلَيْهِ إِذْ يلْزم مساواته لَهُ
وَالْوَجْه الثَّالِث أنَّ إِعْرَاب الْفِعْل فرع على إِعْرَاب الِاسْم وَلَو أعرب بالجرِّ وَقد أعرب بِالرَّفْع وَالنّصب لَكَانَ الْفَرْع مُسَاوِيا للْأَصْل
وَالرَّابِع أنَّ الْجَزْم دخل الْأَفْعَال وتعذَّر دُخُوله على الْأَسْمَاء لما تقدَّم فَلَو جُرَّت الْأَفْعَال لزادت على الْأَسْمَاء فِي الْأَعْرَاب
الْخَامِس أنَّ الجرّ يكون بِالْإِضَافَة وَالْإِضَافَة توجب أَن يكون الْمُضَاف إِلَيْهِ دَاخِلا فِي الْمُضَاف معاقباً للتنوين وَلَيْسَ من قوَّةِ التَّنْوِين أَن يَقع موقعه الْفِعْل وَالْفَاعِل وَفِي امْتنَاع الْإِضَافَة إِلَى الْأَفْعَال أوجهٌ يطول ذكرهَا وسنذكرها فِي بَاب الْإِضَافَة إِن شَاءَ الله
وَالسَّادِس أنَّ الجرَّ يكون بعامل لَا يصحُّ مَعْنَاهُ فِي الْفِعْل

اللبب في علل البناء والإعراب

Sekian untuk pembahasan macam-macam i’rob.untuk pembahasan selanjutnya adalah bab mabni.

Wassalam

Leave a Reply