Ibadah merupakan suatu perintah dari sang pencipta kepada mahluknya dan sebagai sarana komunikasi antara makhluk dengan sang pencipta,salah satunya seperti sholat lima waktu.
Ibadah mempunyai derajat-derajat,kelas atau kualitas jika dilihat dari sisi qosdhunya(tujuan atau mathlubnya).
Ibadah mempunyai tiga kelas atau derajat menurut para ulama ahli tahqiiq;
1.Derajat yang pertama
Menyembah Alloh SWT dengan tujuan mengarapkan pahala seperti mengharapkan syurga atau karena takut terhadap siksaNya seperti takut terhadap neraka,dan ibadah seperti ini merupakan ibadah yang masih tergolong kelas bawah.
Mengapa demikian??
Karena pada haqiqatnya yang disembah itu adalah pahala atau keselamatan dari neraka dan menjadikan Tuhan sebagai wasilah atau perantara untuk mencapai tujuannya yaitu mendapat pahala dan selamat dari siksa.
Neraka dan syurga keduanya merupakan makhluk Alloh,tapi malah oleh si hamba tersebut dijadikan tujuan dan menjadikan Alloh sebagai perantaranya.Oleh karena itu ibadah seperti ini masih kelas rendah.
Inilah ynag dinamakan ibadah,bukan ‘ubudiyyah.
Si hamba yang seperti ini mungkin jika Alloh tidak menciptakan syurga atau neraka dia akan berhenti ibadah.
2.Derajat kedua
Si hamba menyembah Alloh SWT karena agar menjadi mulia sebab ibadahnya,atau menjadi mulia sebab menjalankan kewajiban atau tuntutan(takliifnya),atau menjadi mulia karena ikut berpartisipasi atau terlibat didalam masalah ibadah.Dan ibadah ini derajatnya lebih atas dari yang pertama(kelas menengah).Namun bukan termasuk derajat yang sempurna dikarenakan tujuaannya bukanlah Alloh SWT namun kemuliaan.
3.Derajat ketiga
Dan ini merupakan ibadah yang derajatnya kelas atas.
Si hamba menyembah Alloh SWT karena memang Alloh berstatus sebagai Tuhan dan pencipta,dan karena dia berstatus sebagai hamba.Dan karena Alloh itu sebagai tuhan,dan sifat Ketuhanan itu menghasilkan kewibawaan dan kemuliaan,sedangkan sifat ubudiyyah atau menghambakan diri itu mengasilkan atau menimbulkan sifat kerendahan dan kehinaan.
Dalam derajat ini si hamba benar-benar memposisikan ibadah itu karena Alloh karena sifat ketuhanan Alloh,tidak melibatkan tujuan apapun selain Alloh seperti melibatkan tujuan menginginkan pahala.Jadi benar-benar murni karena Alloh tanpa ada faktor makhluk apapun.
Dan ibadah ini merupakan ibadah yang makom dan derajatnya paling tinggi,’ubudiyyah yang haqiqi.
Inilah yang dinamakan dengan ‘ubudiyyah.
Sebenarnya tanpa disadari ketika si musholi akan melakukan sholat ada isyaroh yang menunjukkan terhadap ibadah yang derajatnya seperti ini(no 3) yaitu dengan ucapannya berupa lafad أصلي لله.
Andai dia mengucapkannya berupa lafad أصلي لثواب الله، أو للهرب من عقابه maka sholatnya tidak sah.
Wallohu ‘alam
والدرجة الثالثة: أن يعبد الله لكونه إلهًا وخالقًا، ولكونه عبدًا له، والإلهية توجب الهيبة والعزة، والعبودية توجب الخضوع والذلة، وهذا أعلى المقامات وأشرف الدرجات، وهذا هو المسمى بالعبودية، وإليه الإشارة بقول المصلي في أول الصلاة أصلي لله، فإنه لو قال أصلي لثواب الله، أو للهرب من عقابه فسدت صلاته.
ثم قال
أهل التحقيق: العبادة لها ثلاث درجات: الدرجة الأولى: أن يعبد الله طمعًا في
الثواب أو هربًا من العقاب، وهذا هو المسمى بالعبادة، وهذه الدرجة نازلة ساقطة
جدًا، لأن معبوده في الحقيقة هو ذلك الثواب، وقد جعل الحق وسيلة إلى نيل المطلوب،
ومن جعل المطلوب بالذات شيئًا من أحوال الخلق وجعل الحق وسيلة إليه فهو خسيس جدًا.
والدرجة الثانية: أن يعبد الله لأجل أن يتشرف
بعبادته، أو يتشرف بقبول تكاليفه، أو يتشرف بالانتساب إليه، وهذه الدرجة أعلى من
الأولى، إلا أنها أيضًا ليست كاملة، لأن المقصود بالذات غير الله.
والدرجة الثالثة: أن يعبد الله لكونه إلهًا
وخالقًا، ولكونه عبدًا له، والإلهية توجب الهيبة والعزة، والعبودية توجب الخضوع
والذلة، وهذا أعلى المقامات وأشرف الدرجات، وهذا هو المسمى بالعبودية، وإليه
الإشارة بقول المصلي في أول الصلاة أصلي لله، فإنه لو قال أصلي لثواب الله، أو
للهرب من عقابه فسدت صلاته.
التفسير الرازي