KANA DAN KAWAN-KAWANNYA
Assalamualaikum.
Telah dibahas pada postingan yang lalu bahwasanya hukum asal dari mubtada dan khobar ialah dirofakan,namun terkadang dalam keadaan tertentu mubtada dan khobar tidak lagi dirofakan dikarenakan adanya amil yang merusak terhadap keduanya.Amil-amil yang dapat merusak terhadap mubtada dan khobar ini kemudian dinamakan amil nawasikh,nawasikh sendiri artinya ialah sesuatu yang merusak.
Amil nawasikh yang masuk pada mubtada khobar secara global terbagi menjadi dua kelompok yaitu;
a.amil nawasikh sughro
yaitu amil yang hanya merusak pada salah satu dari mubtada atau khobar,amil ini terdiri dari kaana dan inna serta kawan-kawannya.
b.amil nawasikh kubro
yaitu amil yang merusak pada keduanya(mubtada dan khobar) ,amil ini terdiri dari dhonna dan kawan-kawannya.
Untuk memulai pembahasan kali ini kita mulai dari amil nawasikh sughro yaitu kaana terlebih dahulu.
كان وأخواتها
فأما كان وأخواتها , فإنها ترفَعُ الاسمَ, وتَنصِبُ الخَبَرَ، وهي: كان، وأمسى، وأصبحَ، وأضحى، وظَلَّ، وباتَ، وصار، وليس، وما زال، وما انفَكَّ، وما فَتِيءَ، وما بَرِحَ، وما دام، وما تَصَرَّفَ منها نحو: كان, ويكون, وكُن، وأصبَحَ ويُصبِحُ, وأَصبِحْ، تقول: “كان زيدٌ قائماً، وليس عمرٌو شاخِصَاً” وما أشبه ذلك.
كان dan saudara-saudaranya yaitu أمسى، أصبحَ، أضحى، ظَلَّ، باتَ، صار، ليس، ما زال، ما انفَكَّ، ما فَتِيءَ، ما بَرِحَ، ما دام merupakan salah satu amil yang dapat masuk serta merusak terhadap susunan mubtada khobar.Kana dan kawan-kawannya merusak mubtada khobar dengan cara merofakan mubtada dan menashobkan khobar.Dan mubtada yang kemasukan amil kana dan kawan-kawan dinamakan isimnya kana atau failnya kana secara majazi sedangkan,khobarnya dinamakan khobar kana atau mafuulbih secara majazi ada juga yang mengatakan khobar kana di nasabkan karena di serupakan dengan hal
Contoh : كان زيد قائماً asalnya yaitu زيد قائم
Kana dan kawan-kawannya disebut juga fiil naqis dikarenakan kana tidak bisa menyempurnakan faidah sebuah kalam dengan hanya menyebutkan ma’mul marfunyya saja,melainkan harus juga menyebutkan ma’mul mansubnya juga(khobarnya) dan status ma’mul mansubnya ini merupakan umdah bukan fudlah.
Status kana dan kawan-kawan
kana dan kawan-kawannya semuanya merupakan kalimat fiil secara ittifaq ulama kecuali ليس .
Menurut imam Abu ali al farisy ليس merupakan kalimat huruf.
Sedangkan menurut pendapat yang shoheh ليس merupakan kalimat fiil dengan dalil bisa dimasuki dhomir mutaharik mahal rofa,sedangkan dhomir mutaharik mahal rofa hanya bisa masuk pada fiil contoh:
لَسْتَ عَلَيْهِمْ بِمُصَيْطِرٍ
Mushonif menempatkan kana dan kawan-kawan pada urutan pertama dalam pembahasannya di karenakan kana dan kawan-kawan merupakan kalimat fiil semua.
Dan musonif menomor duakan inna dan kawan-kawan dikarenakan inna menjaga I’robnya salah satu dari kedua mubtada dan khobar (inna hanya merusak mubtadanya saja) contoh إن زيداً قائمٌ
Dan musonif menempatkan donna dan kawan-kawan pada urutan terakhir di dalam pembahasan dikarenakan donna dan kawan-kawan merusak terhadap kedua I’rob mubtada dan khobar contoh ظننت زيداً قائماً
TAMBAHAN
Kana dijadkan induk pada bab ini bukan yang lainnya dikarenakan:
1.kana luas pembagiannya
2.Karena ketika kana berstatus tam itu menunjukan terhadap kaun(wujud atau keadaan) sedangkan setiap sesuatu itu termasuk didalamnya.
3. كَانَ menunjukan terhadap muttlak zaman madhi, يكونmenunjukan mutlaqzaman istiqbal atau hal berbeda dengan yang lainnya yang kadang tertentu menunjukan zaman atau waktu subuh contoh: أصبح dan امسى
4.Kana banyak di gunakan dalam percakapan orang arab oleh karena itu terkadang nun nya lafad kana naqish itu di buang dan tentu ada syarat-syaratnya contoh لم يَك
5.Saudara-saudaranya kana dapat dijadikan khobar bagi kana.Contoh كَانَ زيد أصبح مُنْطَلقًا. akan tetapi kana tidak di anggap baik apabila dijadikan khobar dari saudara-saudaranya kana Contoh أصبح زيد كَانَ مُنْطَلقًا.
فصل
وإنَّما كَانَت (كَانَ) أمّ هَذِه الْأَفْعَال لخمسة أوجه
أَحدهَا سَعَة أقسامها
وَالثَّانِي أنَّ (كَانَ) التامَّة دَالَّة على الْكَوْن وكلُّ شَيْء دَاخل تَحت الْكَوْن
وَالثَّالِث أنَّ (كَانَ) دالَّة على مُطلق الزَّمَان الْمَاضِي و (يكون) دالَّة على مُطلق الزَّمَان الْمُسْتَقْبل بِخِلَاف غَيرهَا فإنَّها تدل على زمَان مَخْصُوص كالصباح والمساء
وَالرَّابِع أنَّها أَكثر فِي كَلَامهم وَلِهَذَا حذفوا مِنْهَا النُّون إِذا كَانَت نَاقِصَة فِي قَوْلهم لم يَك
وَالْخَامِس أنَّ بقيَّة أخواتها تصلح أَن تقع أَخْبَارًا لَهَا كَقَوْلِك كَانَ زيد أصبح مُنْطَلقًا وَلَا يحسنُ أصبح زيد كَانَ مُنْطَلقًا
اللباب في علل البناء والإعراب
Adapun fi’il-fi’il naqish ini membutuhkan terhadap dua kalimat isim pada umumnya dikarenakan fi’il-fi’il ini masuk pada terkib mubtada dan khobar dengan tujuan menjadi dilalah bagi zamannya khobar.
Selain menjadi dilalah bagi zamannya khobar fi’il-fi’il ini juga beramal karena pada umumnya fi’il-fi’il ini berupa fi’il muttashorif yang memberikan efek pada makna jumlah yang dimasukinya(mubtada khobar)oleh karena itu menyerupai seperti halnya ظَنَنْت.
Kaana dan saudaranya juga seperti fi’il pada umumnya yaitu membutuhkan musnad ilaih yaitu fa’il.
- Masalah amil yang menashobkan khobar kaana
Dalam hal ini terdapat beberapa pendapat diantaranya;
1.Ulama kuufah mengatakan bahwa khobar kaana dinashobkan karena menyerupai hal.
2.Ulama bashroh mengatakan bahwa khobar kaana dinashobkan oleh kaana itu sendiri dikarenakan khobar kaana merupakan isim yang jatuh setelah fi’il an fa’il oleh karena itu khobar kaana menyerupai maf’ul bih secara majazi bukan secara haqiqi.Dan ulama bashroh juga mengomentari terhadap pendapat kuufah yang mengatakan bahwa khobar kaana dinashobkan karena menyerupai hal,berikut bantahan dari kubu ulama bashroh;
-Khobar kaana tidak sah diserupakan dengan hal dikarenakan hal tidak bisa terbuat dari isim ma’rifat ataupun berupa dhomir dan hal tidak dapat dibuang(pada umumnya) khobar sedangkan khobar kaana sah dibuang.
Adapun khobar kaana tidak dinashobkan sebagai maf’ul bih haqiqi dikarenakan maf’ul bih bisa dibuang dan tidak mengakibatkan adanya labs yaitu dianggap seperti fa’il karena memang antara fa’il dan maf’ul bih itu sangat berbeda.
Sedangkan jika khobar kaana dibuang akan menimbulkan persangkaan bahwa khobar kaana itu menjadi fa’il(karena memang tujuan dari kaana itu untuk menunjukkan zamannya khobar.Contoh كَانَ زيٌد قَائِما mafhumnya yaitu كَانَ قيام زيد
فصل
وإنَّما اقْتَضَت النَّاقِصَة اسْمَيْنِ لأنّها دخلت على الْمُبْتَدَأ وَالْخَبَر للدلالة على زمن الْخَبَر وإنمَّا عملت لأنَّها أَفعَال متصرِّفة مُؤثرَة فِي معنى الْجُمْلَة فَأَشْبَهت (ظَنَنْت) وإنَّما رفعت ونصبت لأنَّها تفْتَقر إِلَى اسْم تسند إِلَيْهِ كَسَائِر الْأَفْعَال فَمَا تسند إِلَيْهِ مشبَّه بالفاعل الْحَقِيقِيّ
وأمَّا الْخَبَر فمنصوب ب (كَانَ) عِنْد البصريَّين وَقَالَ الكوفيُّون ينْتَصب على الْقطع يعنون الْحَال وَالدَّلِيل على انتصابه ب (كَانَ) أنَّه اسْم بعد الْفِعْل وَالْفَاعِل وَلَيْسَ بتابع لَهُ فَأشبه الْمَفْعُول بِهِ وَلَا يصحّ جعله حَالا لأنَّ الْحَال لَا يكون معرفَة وَلَا مضمراً وليصحُّ حذفه وَلَيْسَ كَذَلِك خبر كَانَ لأنَّه مَقْصُود الْجُمْلَة أَلا ترى أنَّه لَو قَالَ كَانَ زيٌد قَائِما فَقَالَ قَائِل لَا كَانَ النَّفْي عَائِدًا إِلَى الْقيام لَا إِلَى كَانَ
فصل
وإنَّما لم يكن منصوبها مَفْعُولا بِهِ على التَّحْقِيق لأنَّ الْمَفْعُول بِهِ يسوغ حذفه وَلَا يلْزم أَن تكون عدَّته على عدَّة الْفَاعِل وَلَا أَن يكون الْمَفْعُول بِهِ هُوَ الْفَاعِل وَخبر كَانَ يلْزم فِيهِ ذَلِك
اللباب في علل البناء والإعراب
شرع في بيان هذه الأفعال التي ترفع الاسم وتنصب الخبر، وهذه الأفعال باستقراء كلام العرب ثلاثة عشرة فعلا – هذا المشهور منها وقد زيد عليها- وكلها ذكرها الناظم هنا. وهي كان وأمسى وظل وبات وأصبح وأضحى وليس وبرح وزال وانفك وفتيء ودام، فهذه ثلاثة عشر فعلا، كلها ترفع المبتدأ على أنه اسم لها، ويسمى فاعلا مجازاً، وتنصب الخبر -خبر المبتدأ- على أنه خبر لها، ويسمى مفعولاً به مجازاً، فيصح أن يقال: كان زيد قائماً، زيد: اسم كان، أو فاعل لكان، وقائما: خبر كان أو مفعول به لكان، لكنه مجاز، تشبيهاً لكان بـ (ضرب زيد عمراً).
فتح رب البرية في شرح نظم الآجرومية
الفعل الناقصُ هو ما يدخل على المبتدأ والخبر، فيرفعُ الاول تشبيهاً له بالفاعل، وينصبُ الآخرَ تشبيهاً له بالمفعول به، نحو “كان عُمرُ عادلاً”.
ويُسمّى المبتدأُ بعد دخوله اسماً له، والخبرُ خبراً له.
(وسميت هذه الافعال ناقصة، لأنها لا يتم بها مع مرفوعها كلام تام، بل لا بد من ذكر المنصوب ليتم الكلام. فمنصوبها ليس فضلة، بل هو عمدة، لأنه في الأصل خبر للمبتدأ، وإنما نصب تشبيهاً له بالفضلة، بخلاف غيرها من الافعال التامة، فان الكلام ينعقد معها بذكر المرفوع، ومنصوبها فضلة خارجة عن نفس التركيب) .
جامع الدروس العربية
باب كَانَ وَأَخَوَاتِهَا كلها أفعال باتفاق إلا ليس، فالجمهور على أنها فعل، وقيل: حرف، وهو مذهب أبي على الفارسي، والصواب: أنها فعل بدليل دخول تاء الفاعل عليها، قال تعالى: (لَسْتَ عَلَيْهِمْ بِمُصَيْطِرٍ) [الغاشية:22] لست: فالتاء تاء الفاعل، ولا تتصل إلا بالفعل، فحينئذٍ نحكم على أن ليس فعل على الصحيح. قدَّم المصنف هنا باب كان وأخواتها لأنها أفعال كما ذكرنا، ثم ثنى بإن وأخواتها لأنها أبقت أحد ركني الإسناد وهو الخبر كما في نحو: إن زيداً قائمٌ، فقائم في اللفظ كأنه خبر قبل دخول إن، وأما ظن وأخواتها فهي قد رفعت حكم المبتدأ والخبر من الرفع إلى النصب، نحو: ظننت زيداً قائماً فيعربان مفعولين كما سيأتي.
فتح رب البرية في شرح نظم الآجرومية
Sobat bakulnahwu itulah sedikit keterangan untuk mengawali pembahasan kaana dan saudara-saudaranya.Mudah-mudahan sobat bakul nahwu dapat memahaminya dan bisa bermanfaat.Jika ada kesalahan baik dalam penulisan atau keterangan yang tidak pas kami mohon dimaafkan.
Sekian dan wassalam.
Mohon subscribenya bosss!!!!