Bab Mabni

باب المبني

Bismillahirrohmanirrohiim

Pada artikel sebelumnya kita telah membahas tentang masalah i’rob,dan pada artikel kali ini kita akan membahas masalah mabni.

ketahuilah bahwa kalimat isim dan fi’il itu ada yang mu’rob dan mabni.contoh dari kalimat fi’il yang mabni ada;ah fi’il madhi dan fi’il amar menurut ulama bashroh.

Kalimat isim yang mabni contohnya adalah isim mausul,isim isyaroh,isim fi’il dan isim dhomir.tentu kemabniyannya bukan tanpa sebab,oleh karena itu kita akan membahas sebab-sebab kemabniyan sebuah kalimat.namun terlebih dahulu kita akan membahas definisi dari mabni itu sendiri.

Imam syathibi menukil pendapat imam ibnu malik dari kitab tashilnya.imam ibnu malik mendefinisikan mabni sebagai berikut:

Bina atau mabni adalah sesuatu yang didatangkan bukan untuk menjelaskan tuntutan dari ‘amil.sesuatu tersebut adakalanya berupa harokat,sukun,huruf,atau pembuangan.dan semua itu bukan karena adanya hikayah,itba’,pemindahan atau karena penyelamatan dari dua huruf mati.

وأما البناء: فهو ما جيء به لا لبيان مقتضى عامل من حركة أو حرف أو سكون أو حذف، وليس بحكاية ولا إتباع ولا نقيل ولا تخلص من سكونين بهذا عرف البناء على “التسهيل“.

Contoh yang mabni harokat حيث اين امس

Contoh yang mabni huruf  جاءني الذين قاموا، ورأيت الذين قاموا، ومررت بالذين قاموا

Contoh yang mabni sukun كم

Contoh yang mabni dengan cara membuang   اغزُ واخش وارم، وضربا واضربوا، واضربا واضربوا

Dari semua yang telah disebutkan diatas terjadi bukan karena adanya ‘amil yang menuntut.

Imam ibnu malik mengemukakan alasan kemabnian kalimat isim didalalm Alfiyahnya yaitu bahwasanya kalimat isim dimabnikan karena adanya keserupaan yang kuat dengan kalimat huruf.Dan kalimat huruf itu sendiri dimabnikan dikarenakan kalimat tidak mempunyai makna tarkibiyyah(mafuliyyah,fa’iliyyah dll) yang harus dijelaskan atau dibedakan dengan menggunakan i’rob,dalam arti kalimat huruf tidak membutuhkan i’rob.Adapun makna ifrodiyyah yang dimiliki oleh kalimat huruf tidak membutuhkan i’rob untuk membedakannya seperti huruf jer min mempunyai makna tab’idh dan ibtida.

وكل حرف مستحق للبنا” الذي به الإجماع إذ ليس فيه مقتضى الإعراب لأنه لا يتعوره من المعاني ما يحتاج إلا الإعراب

قوله: “ما يحتاج” أي معان تركيبية يحتاج التمييز بينها إلى الإعراب. وأما المعاني الإفرادية كالابتداء والتبعيض والبيان بالنسبة إلى من فتعتور الحرف لكن لا يميز بينهما بالإعراب

حاشية الصبان على شرح الأشمونى لألفية ابن مالك

Keserupaan yang menyebabkan kemabnian bagi kalimat isim menurut versi kitab Alfiyyah ada 4 macam.

1.keserupaan didalam segi asal cetaknya atau dari segi bentuknya/sibih wadh’i.

seperti halnya isim dhomir ta dan na dalam lafad جئتنا

domir ta disana menyerupai huruf hijaiyyah  تdan domir na disana menyerupai huruf jer عن jika dilihat dari segi bentuknya yang terdiri dari satu dan dua huruf,sedangkan kalimat isim paling sedikit itu terdiri dari 3 huruf dengan alasan huruf yang awal merupakan huruf untuk memulai pengucapan,huruf ketiga merupakan tempat waqof dan huruf kedua merupakan huruf pemisah antara huruf ibtida dan huruf waqof karena ibtida dan waqof merupakan sesuatu yang berlawanan maka harus dipisah.

فصل

 والأسماءُ الَّتي كلُّ حروفِها أصلٌ على ثلاثةِ أضْرُبٍ ثلاثية ورباعية وخماسيّة وليسَ فيها سُداسِيَّة وإنَّما اجتُنِبَ ذلكَ لِطُوله وأقلُّ الأُصولِ ثلاثةُ أحرفٍ لأنَّ الحاجةَ تَدْعو إلى حَرْفٍ يُبدأ به وحرفٍ يُوقَفُ عليه وحرفٍ يُفْصَلُ به بينَهما لئلاّ يلي الابتداءَ الوقفُ لأنَّ المُتَجاوِرَين كالشَّيءِ الواحدِ والابتداءُ والوقفُ مُتَضادّان فلذلك فُصِل بينَهما

اللباب في علل البناء والإعراب

2.keserupaan didalam makna/sibih ma’nawi

seperti lafad متى  dan هنا

Kedua lafad tersebut dimabnikan karena menyerupai makna yang dimilki oleh kalimat huruf yaitu lafad maata menyerupai makna istifham yang dimiliki oleh hamzah istifham,dan lafad huna merupakan isim isyaroh  menyerupai makna yang dimiliki oleh kalimat huruf akan tetapi orang arab tidak membuat huruf untuk menunjukkan makna isyaroh.

3.keserupaan dalam pengamalannya karena menjadi pengganti dari kalimat fi’il dan tidak bisa menerima amil.

Keserupaan ini hanya terdapat pada isim fi’il.contoh  هيهات، وصه، وأوَّه

ketiga lafad merupakan pengganti dari makna yang dikandung oleh kalimat fi’il بعد واسكت وأتوجع

sama seperti halnya lafad  ليت ولعل menggantikan makna dari lafad أتمنى وأترجَّى

dan isim fi’il diatas tadi juga tidak bisa dimasuki amil dalam arti tidak bisa dii’robi.isim fi’il bisa beramal tapi tidak bisa diamali,bisa menjadi amil tapi tidak bisa diamili seperti halnya ليت ولعل.

4.keserupaan dudalam segi kebutuhannya dengan kalimat lain.

seperti lafad إذ” و”إذا” و”حيث ketiganya merupakan kalimat isim yang wajib idhofah atau selalu membutuhkan kalimat lain,juga seperti halnya isim mausul yang selalu membutuhkan silah.

sama dengan kalimat huruf yang selalu membutuhkan kalimat lain untuk menyempurnakan maknanya.

Demikianlah alasan-alasan yang menyebabkan kemabnian kalimat isim versi alfiyyah.

Imam ibnu malik juga mengatakan bahwasanya asal harokat kemabnian baik itu kalimat isim,fi’il atau huruf adalah sukun dengan alasan yang dikutip dari kitab hasyisyah shoban tujuannya untuk meringankan(karena sukun itu ringan sedangkan harokat itu berat),karena mabni itu sendiri hukumnya berat dengan alasan madlul yang dikandung itu lebih dari satu yaitu madlul asal dan madlul yang dikandung oleh kalimat huruf.

والأصل في المبني” اسما كان أو فعلًا أو حرفًا “أن يسكنا” أي السكون لخفته وثقل الحركة، والمبني ثقيل فلو حرك اجتمع ثقيلان

والمبني ثقيل” للزومه حالة واحدة ولافتقار الحرف إلى ضميمة وتركب معنى الفعل ومشابهة الاسم المبني الحرف الثقيل. وأما تعليل ثقله بكون مدلوله مركبًا لتضمنه معنى الحرف زيادة على معناه الأصلي كما اقتصر عليه البعض فقاصر كما قاله شيخنا على المبني من الأسماء للشبه المعنوي كمتى.

حاشية الصبان على شرح الأشمونى لألفية ابن مالك

Juga ada alasan dari kitab lain tentang kenapa asal dari mabni itu sukun.

 ada dua alasan kenapa asalnya mabni itu sukun.

1.karena mabni itu kebalikannya irob,sedangkan irob itu menggunakan harokat oleh karena itu mabni menggunakan sukun.

2.harokat irob didatangkan karena butuh pada harokat tersebut untuk menunjukan makna(makna failiyah,mafuliyyah dll)sedangkan didlam mabni harokat tidak dibutuhkan karna tidak makna yang harus ditunjukkan.

والأصل في البناء السكون لوجهين

أحدهما أنَّه ضدُّ الإعراب والإعراب يكون بالحركات فضدَّه يكون بالسكون

 والثاني أنَّ الحركة زيدت على المعرب للحاجة إليها ولا حاجة إلى الحركة في المبنيّ إذ لا تدل على معنى

اللباب في علل البناء والإعراب

Setelah meninjau bahasan diatas mengenai asal dari harokat mabni itu sukun tentu akan timbul pertanyaan mengenai kenapa lafad حيث أين أمس كم  itu berharokat,padahal seharusnya disukun jika meninjau hukum yang telah dibahas diatas.

Ketahuilah bahwasanya pengharokatan isim-isim yang mabni itu bukan tanpa alasan,tentu ada alasannya seperti keterangan yang dinukil dari kitab shoban berikut ini:

1.karena kalau tidak diharokati akan bertemu dua huruf yang mati seperti lafad أين

2.karena kalimat tersebut cuma satu huruf seperti domir ta pada lafad ضربت

3.karena dijadikan permulaan seperti ba huruf jer

4.karena kalimat tersebut mempunyai harokat ketika pada posisi mu’rob,seperti lafad أول awalu

5.karena menyerupai sesutau yang mu’rob seperti fi’il madhi,fi’il madhi menyerupai fi’il mudhori didalam bisa digunakannya sebagai sifat,silah,hal dan khobar.

 وأسباب البناء على الحركة خمسة: التقاء الساكنين كأين، وكون الكلمة على حرف واحد كبعض المضمرات، أو عرضة لأن يبتدأ بها كباء الجر، أو لهاأصل في التمكن كأول، أو شابهت المعرب كالماضي فإنه أشبه المضارع في وقوعه صفة وصلة وحالًا وخبرًا كما تقدم

حاشية الصبان على شرح الأشمونى لألفية ابن مالك

Sebuah kalimat isim dihukumi mabni walau hanya menyerupai kalimat huruf dari satu sisi saja,berbeda halnya dengan hukumnya ketika kalimat isim dihukumi goir munshorif ketika menyerupai kalimat fi’il harus mempunyai dua alasan yaitu dari sisi makna dan lafad.Lalu apa bedanya?…..

Perbedaannya adalah keserupaan yang dimiliki oleh isim yang mabni dengan kalimat huruf dicukupkan hanya dengan satu ilat saja yang kemudian merubah sifat asli keisiman yang tadinya dihukumi mu’rob menjadi mabni dikarenakan antara kalimat isim dengan kalimat huruf tidak mempunyai persamaan apapun melainkan keduanya merupakan jinis dari sebuah kalimat saja.berbeda dengan fiil dengan isim mereka punya persamaan sama-sama mempunyai hadas atau madlul yang dimiliki masing-masing,lain halnya dengan kalmat huruf.

وإنما اكتفى في بناء الاسم بشبهه للحرف من وجه واحد ولم يكتف في منع الصرف بشبه الفعل إلا من جهتين جهة اللفظ وجهة المعنى لأن الشبه الواحد بالحرف يبعده عن الاسمية ويقربه من الحرف الذي ليس بينه وبينه مناسبة إلا في الجنس الأعم وهو الكلمة، والفعل ليس كالحرف في البعد عن الاسم لأن كلًا منهما له معنى في نفسه بخلاف الحرف

حاشية الصبان على شرح الأشمونى لألفية ابن مالك

Adapun pembahasan mengenai macam-macam fi’il yang mabni dan yang mu’rob insya alloh akan dibahas pada bab husus pembahasan fi’il beserta alasan-alasannya.sekian dan wassalam

Jika ada pertanyaan dari para pembaca silahkan ketik dikolom komentar!!!

Leave a Reply